Selasa, 30 Agustus 2011

Dayaguna atau Efisiensi Pengubah Energi

chem-is-try.org
    Pengalaman menunjukkan bahwa pengubah energi tidak pernah dapat mengubah seluruh energi yang diterimanya menjadi energi bentuk lain yang diinginkan. jika energi yang diterima atau diubah itu banyaknya misalnya Q joule, maka energi bentuk lain diinginkan itu tidak pernah Q joule juga, meklainkan selalu kurang dari Q joule. kekurangannya berubah menjadi energi bentuk lain yang tidak diperlukan, biasanya menjadi kalor (panas). pada proses pengubahan energi selalu terjadi energi yang bentuknya tidak diinginkan.
    disini dapat dicontohkan secara sederhana yaitu bola lampu listrik. bola lampu dibuat untuk mengubah energi listrik menjadi cahaya. kita tentu mengetahui bahwa alat itu (lampu listrik) tidak dapat mengubah seluruh energi listrik yang diterimanya menjadi cahaya , hanya sebagian yang dapat diubah menjadi cahaya. bagian terbesar menjadi kalor yang sebenarnya tidak dinginkan. umpamakan daya bola lampu itu adalah 100 W.itu artinya lampu listrik itu menggunakan energi listrik sebesar 100 joule tiap detik. dari 100 joule energi yang digunakannya tiap detik itu mungkin hanya 30-40 joule saja yang dapat diubah menjadi cahaya. selebihnya menjadi kalor yang sebenarnya tidak diperlukan.
    contoh lain adalah mesin (motor) kendaraan bermotor. mesin kendiaraan bermotor dibuat untuk mengubah energi potensial kimia yang tersimpan didalam bahan bakar menjadi energi kinetik, yaitu energi kinetik kendaraan itu. kurang dari 50 % energi yang digunakan itu dapat dijadikan energi kinetik. selebihnya terbuang dalam bentuk kalor.
    keadaan ini dianggap sebagai hukum alam. tidak mungkin mengubah satu bentuk energi seluruhnya menjadi energi bentuk lain yang diinginkan. oleh karena itu diciptakan konsep
dayaguna atau efisiensi pengubah energi. pada setiap pengubah energi ada energi yang dimasukkan, yang hendak diubah menjadi energi bentuk lain yang diinginkan. energi bentuk lain yang dimasukkan ini disebut juga masukan. energi bentuk lain yang dihasilkan dan diinginkan disebut keluaran. dayaguna atau efisiensi pengubah energi di definisikan sebagai perbandingan antara keluaran dengan masukan. biasanya dayaguna dinyatakan dalam (%) oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa :

Efisisensi = keluaran / masukan x 100%

   Contoh lampu listrik yang disebut diatas memiliki efisiensi antara 30% - 40% ini artinya, hanya sekitar 30% - 40% energi yang diubah menjadi cahaya. mesin kendaraan bermotor yang disebut diatas dayagunanya kurang dari 50 %. ini artinya hanya kurang dari 50% energi bahan bakar menjadi energi kinetik kendaraan. 



0 comments:

Posting Komentar